I. PENDAHULUAN
Perkembangan
peradaban manusia telah membawa kita kepada sebuah era yang sangat
berbeda dari beberapa dasa warsa sebelumnya. Manusia telah mengalami
perubahan pandangan dalam melihat eksistensi dirinya di tengah kemajuan
iptek saat ini. Seolah-olah manusia berlomba dengan waktu dalam
memaksimalkan pemanfaatan alam sebesar-besarnya untuk mensejahterakan
umat manusia. Akan tetapi esensi dari usaha untuk mengoptimalkan
produksi pangan demi kesejahteraan manusia kadang terlupakan menjadi
sebuah usaha yang sangat eksploitif.
Alam sudah menyediakan segalanya demi keberlangsungan hidupnya
umat manusia. Akan tetapi manusia memiliki keterbatasan dalam hal
mengolahnya sehingga secara terus menerus ada upaya mencari jalan
pemecahannya. Fakta tentang adanya sumber daya alam yang melimpah dengan
kecendrungan yang semakin berkurang seiring masa berlalu mengakibatkan
manusia berfikir mencari solusi dari permasalahan tersebut. Hal tersebut
terjadi dalam upaya memenuhi kebutuhan manusia akan sumber pangan.
Seperti yang dikemukakan oleh Maslow bahwa kecendrungan pertambahan
penduduk tidak seimbang dengan pertambahan ketersediaan pangan. Sehingga
para ilmuwan berupaya menemukan cara mengoptimalkan hasil pertanian dan
peternakan melalui pemanfaatan teknik baik dari tingkat paling
sederhana sampai yang moderen. Pemanfaatan bioteknologi dalam dalam
usaha meningkatkan ketersediaan pangan dan bahan kesehatan telah
mendapatkan hasil yang memuaskan dengan ditemukan teknik kultur
jaringan, kloning dan rekayasa genetika dan lain-lain.
Pemanfaatan teknologi terapan tersebut tidak serta merta dapat kita rasakan utamanya di Indonesia
tanpa ada usaha-usaha penyerapan dan ali generasi yang baik. Untuk
memenuhi hal tersebut pendidikan usia dini melalui pengenalan
bioteknologi di tingkat SD menjadi suatu hal yang mutlak dilaksanakan.
Yang menjadi pertanyaan saat ini adalah :
1. Bagaimanakah
bentuk integrasi yang tepat pada tataran kurikulum untuk menjamin
tingkat efektifitas dalam membelajarkan siswa agar tujuan memberi
pemahaman tentang bioteknologi kepada siswa SD dapat tercapai ?
2. Bagaimanakah bentuk aplikasi dari pembelajaran bioteknologi tersebut pada tataran pelaksanaan ?
3. Sejauhmana tingkat isi materi yang layak diberikan kepada siswa SD agar relevan dengan tingkat daya pikir dan imajinasi siswa.
II. PEMBAHASAN
Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi di segala bidang menuntut kesiapan
sektor pendidikan untuk meregenerasikan ilmu dan teknologi terapan agar
perkembangan iptek terjadi secara kontinyu. Bidang-bidang kajian yang
menjadi wilayah iptek menyangkut kepada beberapa aspek baik eksata dan
non eksata. Ranah eksata secara umum di tingkat pendidikan awal terdiri
dari atas Matematika dan IPA. Sementara IPA
mewilayahi tiga bidang yaitu Fisika, Kimia dan Biologi. Untuk tingkat
pendidikan lanjut Biologi terbagi lagi menjadi beberapa bagian ilmu
terapan yang lebih spesifik salah satu di antaranya yaitu Bioteknologi.
Bioteknologi menurut Ramdani et al,
2000 (dalam Sutarno ; 2009) adalah teknologi yang menggunakan organisme
hidup atau bagian-bagiannya untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Penyertaan
Bioteknologi ke ranah pendidikan dasar adalah sebagai sebuah upaya
mengenalkan kepada siswa tentang pentingnya peran manusia untuk ikut
campur untuk mengkondisikan lingkungan hidup melalui suatu teknik agar
dapat memenuhi rasa ingin tahu dan kebutuhan hidup manusia. Bioteknologi
sebenarnya sudah lama akrab dengan perjalanan sejarah umat manusia
seperti pembuatan cuka, tape, bir, roti melalui proses yang disebut
dengan fermentasi yang pertama kali dikukuhkan oleh seorang ilmuwan yang
sampai saat ini dijuluki sebagai Bapak Bioteknologi yaitu Lois Pasteur.
Melihat
penjelasan di atas menunjukkan bahwa ada suatu benang merah yang
memungkinkan kita mengintegrasikan bidang ilmu bioteknologi pada mata
pelajaran IPA di SD karna memang ranah bioteknologi muncul sedemikian
rupa dari ilmu induknya sendiri yaitu IPA. Sehingga pengintegrasian
bioteknologi pada tataran kurikulum tidak terlalu sulit. Karna terdapat
banyak sekali item kompetensi dasar siswa pada kurikulum saat ini yang
mungkin disisipi materi bioteknologi dari kelas
III hingga kelas VI. Sementara teknis pelaksanaan pembelajaran di kelas
dapat dimulai dengan hal yang sederhana dengan mengupayakan teknik
pemanfaatan teknik mencangkok, mengenten, menempel dan sebagainya yang
mana kegiatan tersebut adalah suatu hal yang berhubungan dengan teknik
peningkatan hasil produksi tanaman akan tetapi dalam format yang
sederhana yaitu dalam tataran pengenalan akan pentingnya bioteknologi
dalam memenuhi kebutuhan manusia akan pangan.
Pendekatan,
metode, media dan teknik pembelajaran dalam hal ini sangat mudah
dilaksanakan dengan sarat guru mau berfikir kreatif dan bereksplorasi
menggunakan kepiawaiannya untuk memanfaatkan alam sekitar sekolah.
Metode yang relevan digunakan dalam hal ini adalah metode observasi,
metode eksperimen dan bahkan seminimal mungkin melakukan metode
demonstrasi. Sedangkan media alam sekitar sekolah adalah media yang
sangat layak digunakan atau walaupun dengan hanya menggunakan gambar
karna pertimbangan teknis sulitnya menemukan lingkungan yang alami
utamanya hal ini terjadi di daerah perkotaan.
Batasan
materi didasarkan atas tingkat kelas di SD dengan mempertimbangkan
tingkat kerumitan materi pembelajaran tersebut. Seperti yang dijelaskan
di atas bahwa teknik mencangkok, mengenten, menempel pada pelaksanaan
kegiatan materi pembelajaran perkembangbiakan mahluk hidup adalah
tingkat pengenalan yang paling sederhana dari bioteknologi tentang
tumbuhan. Sedangkan untuk hewan guru dapat mempertimbangkan dengan
metode pengamatan terhadap perkembangbiakan hewan melalui hasil kawin
silang pada beberapa jenis hewan seperti bekisar, ayam hasil krosing,
babi hasil krosing dan sebagainya. Dalam hal ini
media gambar adalah sangat relvan dimana siswa akan dapat membandingkan
antara induk dari spesies yang berbeda menghasilkan keturunan yang lebih
unggul dari kedua induknya sehingga dikembangkan agar mendapatkan hasil
produksi daging yang maksimal. Sehingga kebutuhan manusia akan
kebutuhan pangan akan meningkat. Pada akhirnya siswa akan paham bahwa
sedemikian pentingnya pembelajaran bioteknologi dalam hal memenuhi
kebutuhan manusia yang meningkat setiap masa seiring laju pertambahan
jumlah penduduk manusia yang meningkat setiap saat.
Esensi
dari uraian di atas adalah bermuara pada harapan kesadaran generasi
penerus kita yaitu siswa SD akan pentingnya usaha yang berkelanjutan
untuk menyediakan bahan pangan di tengah-tengah peningkatan jumlah
penduduk yang tidak terbendung. Kesadaran tersebut secara dini akan
berdampak pada kepedulian tentang pentingnya lingkungan alam dalam
rangka menyelamatkan eksistensi manusia di bumi ini. Nantinya di
Indonesia akan terdapat jutaan insan muda calon ilmuwan yang memiliki
kesadaran pentingnya memanfaatkan teknologi dalam bidang bioteknologi di
atas kesadaran untuk menyelamatkan lingkungan alam demi eksistensi
manusia. Bukannya ilmuwan yang hanya sekedar belajar dan pintar dan
menggunakan ilmunya untuk mengeksploitasi alam sehingga malah mengancam
eksistensi manusia.
III. KESIMPULAN
Sumber
daya alam yang melimpah dari masa ke masa akan berkurang seiring
perkembangan jumlah penduduk dunia yang meningkat melebihi peningkatan
produksi pangan. Sehingga menciptakan berbagai upaya untuk memberdayakan
manusia sehingga terampil dalam memanfaatkan agar ketersediaan pangan
selalu tersedia. Ilmu pengetahuan alam telah membawa manusia untuk
menciptakan berbagai teknologi untuk mengatasi hal tersebut. Bidang ilmu
yang mempelajari hal tersebut adalah bioteknologi.
Pengintegrasian
materi bioteknologi di sekolah dasar sebagai suatu upaya awal dalam
mengenalkan dan menumbuhkan kesadaran untuk menjaga ketersediaan pangan
di tengah meningkatnya jumlah penduduk adalah sangat penting. Sehingga
peran pendidikan dalam hal ini guru SD menjadi sangat dominan dalam
mengupayakan berbagai keterampilan mengajarnya dalam melayani siswa
dengan meramu berbagai pendekatan, teknik, metode dan media pembelajaran
sehingga kompetensi dasar tercapai melalui penetapan indikator,
perumusan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran yang interaktif dan
manusiawi.
Kesadaran
siswa akan pentingnya menjaga agar teknologi yang digunakan dapat
diupayakan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan umat manusia bukan malah
mengancam keberadaan manusia. Dengan demikian apa yang menjadi harapan
kita semua tentan kesadaran akan pentingnya kesadaran generasi penerus
kita pada lingkungan tercapai. Setelah itu sekarang berpulang kepada
semua pihak agar pemikiran seperti itu bukan hanya dalam bentuk
kebijakan formal di atas kertas, sedangkan pelaksanaan esensinya
terlupakan.
0 komentar:
Posting Komentar